Tidak Ada Usaha yang Sia-Sia
Mama Natersia Da Silva biasa disapa Mama Nata adalah anggota kelompok dampingan SSP yang tergabung dalam kelompok Jaringan Pemerhati Masalah Perempuan (JPMP) di Desa Koa, Kec. Mollo Barat.
Mama Nata lahir di Babulo, tanggal 24 Maret 1987. Ia menikah dengan Bapak Joni Da Rosario dan dikaruniai 2 orang anak. Dikenal sebagai sosok yang periang dan penuh semangat, Mama Nata dengan begitu antusias menceritakan pengalamannya ketika mulai tergabung sebagai anggota kelompok dampingan SSP. Bagi beliau bergabung dengan SSP adalah sebuah kesempatan emas untuk bisa belajar banyak hal dan terus berlatih menjadi sosok perempuan yang penuh percaya diri dan terus menggali potensi yang ada.
Banyak perubahan dirasakan ketika mulai bergabung sebagai anggota kelompok SSP dan ikut terlibat aktif dalam berbagai kegiatan penguatan kapasitas maupun diskusi-diskusi thematik yang dilakukan secara rutin di kelompok.
Sejak saat itu, melewati proses demi proses, Mama Nata mulai memberanikan diri untuk berbicara di depan umum, rasa percaya diri perlahan demi perlahan mulai ada dan hal ini menjadi pembelajaran yang mengubahkan hidup Mama Nata. Beliau mengakui untuk menjalani sebuah proses bukanlah hal yang mudah semudah membalikan telapak tangan. Proses membutuhkan ketekunan dan usaha untuk mau menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Sejak saat itu, Mama Nata memiliki Motto Hidup yang terus memotivasi yakni, “kita ada untuk melayani sesama sehingga kita dapat tumbuh bersama”. Motto ini menjadi motivasi bagi Mama Nata untuk terus belajar dan berproses agar hidupnya juga bermanfaat bagi banyak orang. “Perubahan dalam diri sendiri itu penting agar dapat menjadi motivasi bagi orang lain”, ungkap Mama Nata.
Melalui setiap tanggungjawab yang ada, Mama Nata berusaha untuk melakukan yang terbaik dan melayani sepenuh hati termasuk perannya sebagai guru PAUD dalam mendidik anak-anak. Semua tugas dan tanggungjawabnya dilakukan dengan sepenuh hati dalam menanamkan budi pekerti yang baik bagi anak-anak didik.
Mama Nata pun bercerita asal mula mereka membangun PAUD di tempat tinggalnya. Bersama 4 orang teman, tepatnya tahun 2015, mereka tergerak untuk membangun PAUD karena pada waktu itu banyak anak-anak usia dini tapi tidak ada wadah atau tempat untuk mereka bisa belajar.
Bukanlah hal yang mudah untuk memulai kelas PAUD, itu sungguh dirasakan oleh Mama Nata bersama teman-temannya. Berbekal pengetahuan dan ketrampilan yang terbatas, Mama Nata bersama teman-temannya memulai sekolah PAUD di sebuah ruangan kecil bekas dapur dari bengkel listrik tenaga surya dan kemudian dibersihkan dan dirapikan menjadi tempat yang nyaman bagi anak-anak PAUD untuk belajar dan bermain bersama.
Mereka lalu mengumpulkan data anak-anak usia dini dan memulai kegiatan belajar bersama. Anak-anak didik yang datang dengan riang dan menjadi semangat bagi Mama Nata dan teman-teman, walaupun dengan fasilitas yang terbatas dapat berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak didik.
Mama Nata menceritakan pengalaman mereka sejak awal membangun PAUD dan pengalaman itulah yang mengantarkan mereka sampai hari ini sudah bisa menamatkan sekian banyak anak didik yang berkualitas dan siap masuk ke sekolah dasar. Semangat dari Mama Nata dan teman-temannya mampu mengubah presepsi masyarakat terhadap perjuangan mereka.
Dalam perjalanan banyak hal yang bisa membuat mereka menyerah dan berhenti mengajar. Tetapi ketika melihat raut wajah anak-anak didik yang penuh semangat untuk belajar menjadi motivasi bagi mereka untuk terus berusaha dan berdoa. Setiap pengalaman dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga.
Dua tahun berlalu dan pada tepatnya tahun 2017, apa yang menjadi harapan dan impian Mama Nata bersama-teman pengajar terkabul. Mereka menerima informasi bahwa PAUD mereka akan mendapatkan fasilitas berupa gedung sebagai tempat untuk belajar. Ketika mendengar kabar ini, air mata mereka menetes karena senang. Mereka berpelukan dan tak hentinya menaikan syukur karena pergumulan mereka terjawab.
Bulan September tahun 2018, gedung PAUD diresmikan dan mendapat ijin operasional dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. TTS. Mama Nata dan teman-teman kemudian mendapatkan pelatihan guru PAUD secara gratis terkait dengan dasar-dasar PAUD dan kurikulum 13. melalui pelatihan yang di dapat, mereka mampu menyusun kurikulum dan menyediakan bahan ajar.
Bagi Mama Nata dan teman-temannya, pendidikan bagi anak-anak sangatlah penting. Dan, tekad itulah yang menjadi perjuangan mereka hingga hari ini, mereka masih tetap setia mendampingi anak-anak PAUD untuk belajar.
Pengalaman Mama Nata dan kawan-kawan dapat dijadikan sebagai motivasi dan pembelajaran bagi kita semua. Asalkan kita punya niat yang baik maka yakinlah bahwa pasti selalu ada jalan keluar. Hal ini yang dilakukan oleh Mama Nata dan teman-teman, tidak pantang penyerah dan putus asa menjadi kekuatan dan semangat juang mereka.
Proses tidak pernah menghianati hasil, terbukti saat ini PAUD yang didirikan masih tetap eksis dan mendapat banyak dukungan termasuk dari Pemerintah Desa Koa. Saat ini, PAUD mereka sedang ada dalam proses untuk akreditasi. Mama Nata dan teman-teman berharap PAUD mereka segera di akreditasi.
Mari kita didik anak-anak kita menjadi penerus-penerus bangsa yang berbudi pekerti yang baik. Apa yang bisa kita lakukan, lakukanlah karena dari hal-hal kecil akan berdampak pada sesuatu besar dan usaha yang dilakukan tidak akan sia-sia.
Bagi Mama Nata semua pengalaman dan pelajaran yang di dapat bersama SSP sangat mendukung kerjanya sebagai seorang guru PAUD. Terus tampil dengan percaya diri dan terus bersuara bagi pendidikan anak-anak.
Mama Nata berkomitmen akan memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada untuk terus melengkapi diri menjadi perempuan yang bisa membawa perubahan dan menjadi motivasi bagi banyak orang.
Mama Nata lahir di Babulo, tanggal 24 Maret 1987. Ia menikah dengan Bapak Joni Da Rosario dan dikaruniai 2 orang anak. Dikenal sebagai sosok yang periang dan penuh semangat, Mama Nata dengan begitu antusias menceritakan pengalamannya ketika mulai tergabung sebagai anggota kelompok dampingan SSP. Bagi beliau bergabung dengan SSP adalah sebuah kesempatan emas untuk bisa belajar banyak hal dan terus berlatih menjadi sosok perempuan yang penuh percaya diri dan terus menggali potensi yang ada.
Banyak perubahan dirasakan ketika mulai bergabung sebagai anggota kelompok SSP dan ikut terlibat aktif dalam berbagai kegiatan penguatan kapasitas maupun diskusi-diskusi thematik yang dilakukan secara rutin di kelompok.
Sejak saat itu, melewati proses demi proses, Mama Nata mulai memberanikan diri untuk berbicara di depan umum, rasa percaya diri perlahan demi perlahan mulai ada dan hal ini menjadi pembelajaran yang mengubahkan hidup Mama Nata. Beliau mengakui untuk menjalani sebuah proses bukanlah hal yang mudah semudah membalikan telapak tangan. Proses membutuhkan ketekunan dan usaha untuk mau menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Sejak saat itu, Mama Nata memiliki Motto Hidup yang terus memotivasi yakni, “kita ada untuk melayani sesama sehingga kita dapat tumbuh bersama”. Motto ini menjadi motivasi bagi Mama Nata untuk terus belajar dan berproses agar hidupnya juga bermanfaat bagi banyak orang. “Perubahan dalam diri sendiri itu penting agar dapat menjadi motivasi bagi orang lain”, ungkap Mama Nata.
Melalui setiap tanggungjawab yang ada, Mama Nata berusaha untuk melakukan yang terbaik dan melayani sepenuh hati termasuk perannya sebagai guru PAUD dalam mendidik anak-anak. Semua tugas dan tanggungjawabnya dilakukan dengan sepenuh hati dalam menanamkan budi pekerti yang baik bagi anak-anak didik.
Mama Nata pun bercerita asal mula mereka membangun PAUD di tempat tinggalnya. Bersama 4 orang teman, tepatnya tahun 2015, mereka tergerak untuk membangun PAUD karena pada waktu itu banyak anak-anak usia dini tapi tidak ada wadah atau tempat untuk mereka bisa belajar.
Bukanlah hal yang mudah untuk memulai kelas PAUD, itu sungguh dirasakan oleh Mama Nata bersama teman-temannya. Berbekal pengetahuan dan ketrampilan yang terbatas, Mama Nata bersama teman-temannya memulai sekolah PAUD di sebuah ruangan kecil bekas dapur dari bengkel listrik tenaga surya dan kemudian dibersihkan dan dirapikan menjadi tempat yang nyaman bagi anak-anak PAUD untuk belajar dan bermain bersama.
Mereka lalu mengumpulkan data anak-anak usia dini dan memulai kegiatan belajar bersama. Anak-anak didik yang datang dengan riang dan menjadi semangat bagi Mama Nata dan teman-teman, walaupun dengan fasilitas yang terbatas dapat berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak didik.
Mama Nata menceritakan pengalaman mereka sejak awal membangun PAUD dan pengalaman itulah yang mengantarkan mereka sampai hari ini sudah bisa menamatkan sekian banyak anak didik yang berkualitas dan siap masuk ke sekolah dasar. Semangat dari Mama Nata dan teman-temannya mampu mengubah presepsi masyarakat terhadap perjuangan mereka.
Dalam perjalanan banyak hal yang bisa membuat mereka menyerah dan berhenti mengajar. Tetapi ketika melihat raut wajah anak-anak didik yang penuh semangat untuk belajar menjadi motivasi bagi mereka untuk terus berusaha dan berdoa. Setiap pengalaman dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga.
Dua tahun berlalu dan pada tepatnya tahun 2017, apa yang menjadi harapan dan impian Mama Nata bersama-teman pengajar terkabul. Mereka menerima informasi bahwa PAUD mereka akan mendapatkan fasilitas berupa gedung sebagai tempat untuk belajar. Ketika mendengar kabar ini, air mata mereka menetes karena senang. Mereka berpelukan dan tak hentinya menaikan syukur karena pergumulan mereka terjawab.
Bulan September tahun 2018, gedung PAUD diresmikan dan mendapat ijin operasional dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. TTS. Mama Nata dan teman-teman kemudian mendapatkan pelatihan guru PAUD secara gratis terkait dengan dasar-dasar PAUD dan kurikulum 13. melalui pelatihan yang di dapat, mereka mampu menyusun kurikulum dan menyediakan bahan ajar.
Bagi Mama Nata dan teman-temannya, pendidikan bagi anak-anak sangatlah penting. Dan, tekad itulah yang menjadi perjuangan mereka hingga hari ini, mereka masih tetap setia mendampingi anak-anak PAUD untuk belajar.
Pengalaman Mama Nata dan kawan-kawan dapat dijadikan sebagai motivasi dan pembelajaran bagi kita semua. Asalkan kita punya niat yang baik maka yakinlah bahwa pasti selalu ada jalan keluar. Hal ini yang dilakukan oleh Mama Nata dan teman-teman, tidak pantang penyerah dan putus asa menjadi kekuatan dan semangat juang mereka.
Proses tidak pernah menghianati hasil, terbukti saat ini PAUD yang didirikan masih tetap eksis dan mendapat banyak dukungan termasuk dari Pemerintah Desa Koa. Saat ini, PAUD mereka sedang ada dalam proses untuk akreditasi. Mama Nata dan teman-teman berharap PAUD mereka segera di akreditasi.
Mari kita didik anak-anak kita menjadi penerus-penerus bangsa yang berbudi pekerti yang baik. Apa yang bisa kita lakukan, lakukanlah karena dari hal-hal kecil akan berdampak pada sesuatu besar dan usaha yang dilakukan tidak akan sia-sia.
Bagi Mama Nata semua pengalaman dan pelajaran yang di dapat bersama SSP sangat mendukung kerjanya sebagai seorang guru PAUD. Terus tampil dengan percaya diri dan terus bersuara bagi pendidikan anak-anak.
Mama Nata berkomitmen akan memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada untuk terus melengkapi diri menjadi perempuan yang bisa membawa perubahan dan menjadi motivasi bagi banyak orang.